Header Ads

Breaking News
recent

Singasari: Kisah Epik Dinasti Berdarah, Ambisi, dan Warisan Megah Nusantara

Peta wilayah kerajaan singosari

MALANG, morgesiwe.com — Kerajaan Singasari, yang berdiri pada tahun 1222, bukan sekadar kisah tentang tahta dan kejayaan. Ia adalah babak penting dalam sejarah Nusantara yang dipenuhi drama perebutan kekuasaan, ekspansi besar-besaran, hingga konfrontasi internasional dengan kekuatan Mongol dari Tiongkok. Didirikan oleh tokoh legendaris Ken Arok, kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya di bawah kepemimpinan Kertanegara, raja terakhir yang visioner namun tragis.

Awal Mula Singasari: Dari Cinta, Pengkhianatan, hingga Penobatan

Ken Arok, tokoh ambisius yang semula hanya seorang abdi, mengukir takdirnya sendiri setelah membunuh Tunggul Ametung, penguasa Tumapel, demi mempersunting Ken Dedes. Dari pernikahan itulah, ia menguasai wilayah Tumapel dan kemudian dinobatkan sebagai raja pertama Singasari oleh para Brahmana, setelah menyelamatkan mereka dari kekacauan politik di Kediri.

Namun, tahta Singasari tak pernah lepas dari darah. Ken Arok dibunuh oleh Anusapati — anak tiri yang dendam atas kematian ayah kandungnya. Anusapati pun tewas dibunuh oleh Tohjaya, saudara tirinya. Rangkaian kudeta ini akhirnya diakhiri oleh Ranggawuni, anak Anusapati, yang berhasil menstabilkan kerajaan dengan bantuan Mahisa Cempaka.

Era Keemasan Kertanegara

Puncak kejayaan Singasari terjadi di bawah Kertanegara, putra Ranggawuni. Dengan visi besar membangun kekuatan maritim Nusantara, ia melancarkan Ekspedisi Pamalayu pada 1275 untuk menaklukkan Sriwijaya dan memperluas pengaruh ke Campa, Sumatera, Kalimantan, hingga Bali dan Maluku. Kertanegara bahkan menjalin hubungan diplomatik melalui pernikahan antar kerajaan.

Namun, ambisi besar Kertanegara juga membawanya pada konflik global. Ia menolak tunduk pada kekaisaran Mongol di bawah Kubilai Khan dan bahkan mempermalukan utusan mereka. Penolakan ini menjadi bumerang, karena Mongol kemudian mengirim pasukan besar menyerbu Jawa pada 1293.

Ironisnya, saat pasukan Mongol tiba, Kertanegara sudah tewas dibunuh oleh Jayakatwang, raja Kediri yang ingin membalas kekalahan leluhurnya. Singasari jatuh, dan sejarah pun mencatat akhir tragis dari kerajaan yang sempat menggetarkan Asia Tenggara.

Warisan Budaya yang Abadi

Meski riwayatnya berakhir berdarah, peninggalan Kerajaan Singasari tetap berdiri megah. Candi Kidal di Rejokidal dibangun untuk mengenang Anusapati, sementara Candi Jago di Malang menjadi penghormatan untuk Wisnuwardhana. Tak ketinggalan Arca Dwarapala, penjaga setia kerajaan, masih berdiri kokoh sebagai simbol kekuatan dan perlindungan.

Tahukah Kamu?

Saat pasukan Mongol tiba di tanah Jawa, mereka menyerang Kerajaan Kediri dan membunuh Jayakatwang karena mengira dia adalah Kertanegara, musuh utama Kekaisaran Mongol. Sebuah ironi sejarah yang menunjukkan betapa kompleksnya geopolitik Nusantara di masa lampau.


Kerajaan Singasari adalah bukti bahwa sejarah Nusantara tak kalah megah dari kisah epik di belahan dunia mana pun. Di balik setiap candi dan prasasti, tersimpan jejak ambisi, pengkhianatan, cinta, dan semangat menyatukan negeri.

🖋 Tim Redaksi morgesiwe.com

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.