Header Ads

Breaking News
recent

Teluk Cengal Diusulkan Jadi Cagar Budaya Nasional, Jejak Pelabuhan Sriwijaya Semakin Terungkap

Morgesiwe.com, OKI – Harapan besar muncul dari Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) untuk menjadikan Teluk Cengal sebagai kawasan cagar budaya nasional sekaligus pusat penelitian pariwisata, baik di tingkat nasional maupun internasional. Usulan ini mencuat setelah Tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi melakukan investigasi langsung ke lokasi yang diduga sebagai pelabuhan utama Kerajaan Sriwijaya, Senin (4/9).

Bupati OKI, H. Iskandar SE melalui Kasubbag Media Komunikasi Publik Setda OKI, Adiyanto SPd menyatakan bahwa hasil investigasi tim BPCB memperkuat dugaan bahwa kawasan Teluk Cengal menyimpan jejak historis penting dari masa kejayaan Kerajaan Sriwijaya.


"Tim BPCB melihat langsung benda-benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya di lokasi. Mereka akan segera melaporkan hasil temuannya kepada pimpinan dan diteruskan ke pemerintah pusat. Ke depan, akan ada tim lanjutan yang menyelidiki lebih dalam, termasuk titik lokasi pelabuhan Kerajaan Sriwijaya," kata Adiyanto, Selasa (5/9).

Kerusakan Situs Jadi Kekhawatiran

Adiyanto menambahkan, masyarakat dan Pemkab OKI menunggu tindak lanjut dari pemerintah pusat agar kawasan Teluk Cengal segera mendapat perlindungan. Pasalnya, situs-situs arkeologis di sana mengalami kerusakan dan kehilangan akibat kebakaran hutan dan lahan, penggalian liar, hingga alih fungsi lahan menjadi perkebunan monokultur.

“Kami siap jika kawasan ini ditetapkan sebagai cagar budaya. Potensinya sangat besar, bukan hanya untuk penelitian tetapi juga bisa menjadi daya tarik wisata budaya dan sejarah,” ujarnya.


Petunjuk Perdagangan Kuno dan Pemukiman Bangsawan

Ketua tim investigasi BPCB Jambi, Novi Hariputranto, mengungkapkan bahwa penemuan benda-benda berharga seperti emas dan perunggu menjadi indikasi kuat adanya pemukiman penting di masa lalu.

“Penemuan ini menunjukkan bahwa dulu di sini ada pemukiman bangsawan. Temuan keramik dari luar negeri dan gerabah lokal juga membuktikan adanya jalur perdagangan aktif di masa lampau,” jelas Novi.

Perjalanan Ekspedisi yang Penuh Tantangan

Tim BPCB Jambi yang terdiri dari Novi Hariputranto SS, Tarida Diami SS, dan Muchlisin SPd, menempuh perjalanan panjang hingga enam jam dari Jambi menuju Kayuagung. Dari Kayuagung, rombongan yang turut didampingi Kasubbag Media Komunikasi Publik Adiyanto SPd, Kepala Dinas Pariwisata OKI Ifna Nurlela, serta Kabid Kebudayaan Nila Maryati, melanjutkan perjalanan darat selama tiga jam ke Kecamatan Cengal.

Perjalanan cukup lancar berkat telah diperbaikinya ruas jalan Sepucuk sepanjang 38 kilometer yang menghubungkan Kayuagung dengan Pedamaran Timur. Namun, tantangan berat kembali muncul saat melewati jembatan di Desa Kayulabu, Kecamatan Pedamaran Timur, karena medan berat di lahan gambut.

Warisan Sriwijaya yang Menanti Pengakuan

Teluk Cengal diyakini sebagai salah satu simpul penting dalam jaringan perdagangan Kerajaan Sriwijaya yang dahulu menjalin hubungan dagang dengan India, Tiongkok, dan berbagai wilayah lain di Asia Tenggara. Jika kawasan ini resmi ditetapkan sebagai cagar budaya, maka tidak hanya menjadi aset sejarah OKI, tetapi juga aset nasional bahkan dunia.

Pemkab OKI bersama BPCB Jambi kini berharap agar langkah cepat dan strategis dari pemerintah pusat segera terwujud demi melestarikan warisan peradaban besar Nusantara.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.