Rabu, 06 September 2017

BANDAR SRIWIJAYA, POTENSI CAGAR BUDAYA NASIONAL DAN INTERNASIONAL

Bupati Ogan Komering Ilir, H Iskandar SE melalui Kasubbag Media Komunikasi Publik Setda Pemkab OKI, Adiyanto SPd berharap pemerintah pusat dapat menetapkan kawasan Teluk Cengal sebagai cagar budaya dan pusat penelitian pariwisata, baik nasional maupun internasional. Hal itu setelah dilakukannya investigasi oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi, Senin (4/9).

“Tim (BPCB) Jambi melihat sendiri penemuan benda-benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Teluk Cengal. Mereka segera melaporkan (hasil investigasi) kepada pimpinannya (untuk diteruskan ke pemerintah pusat). Ke depan ada tim lain yang akan menindaklanjuti lokasi bandar (pelabuhan) Kerajaan Sriwijaya,” ungkapnya, Selasa (5/9).

Menurutnya, masyarakat OKI menunggu arahan dari pemerintah pusat untuk menindaklanjuti agar ada pelindungan terhadap situs-situs di kawasan tersebut. Mengingat di lokasi tersebut banyak peninggalan arkeologis yang rusak dan hilang akibat kebakaran hutan dan lahan, penggalian liar, serta digunakannya lahan situs untuk perkebunan monokultur. “Kami (Pemkab OKI) siap jika kawasan Teluk Celuk dijadikan sebagai salah satu cagar budaya dan pusat penelitian pariwisata, baik nasional maupun internasional,” ungkapnya.

Novi Hariputranto, ketua tim investigasi BPCB Jambi mengatakan, penemuan emas dan perunggu tersebut mengisyarakatkan bahwa benar ada pemukiman penduduk yang dulunya menempati wilayah Teluk Cengal. “Setidaknya ada pemukiman bangsawan dahulunya di sini jika melihat hasil temuan ini. Kalau keramik itu dari luar, kalau gerabah itu dalam negeri. Ada jalur transaksi perdagangan di wilayah ini dahulu kala,” ungkapnya.

Diketahui, tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jambi bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ogan Komering Ilir (OKI) turun ke lokasi yang diduga sebagai pelabuhan utama Kerajaan Sriwijaya di Cengal, Senin (4/9). Tim BPCB Jambi terdiri dari tiga orang, yakni Novi Hari Putranto SS, Tarida Diami SS, dan Muchlisin,SPd. Mereka masih kelelahan setelah menempuh perjalanan hingga 6 jam dari Jambi menuju Kayuagung. Tim investigasi juga didampingi Kasubbag Media Komunikasi Publik Adiyanto SPd, Kepala Dinas Pariwisata OKI Ifna Nurlela, Kabid Kebudayaan Nila Maryati.

Tim berangkat dari Kayuagung menuju Cengal tepat pukul 7.15 WIB. Perjalanan darat menuju Cengal membutuhkan waktu hingga tiga jam. Waktu ini relatif lebih cepat seiring sudah diperbaikainya ruas jalan Sepucuk sepanjang 38 km yang menghubungkan Kayuagung dengan Pedamaran Timur membelah hamparan lahan gambut. Perjalanan mulai terasa berat ketika melewati Jembatan Desa Kayulabu Kecamatan Pedamaran Timur

Related Posts

BANDAR SRIWIJAYA, POTENSI CAGAR BUDAYA NASIONAL DAN INTERNASIONAL
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Like the post above? Please subscribe to the latest posts directly via email.